
Desa Wisata Candirejo
- NAMA DAN SEJARAH TERBENTUKNYA DESA WISATA CANDIREJO
Menurut tutur tinular (kata turun-temurun), nama Candirejo berasal dari kata Candighra. Seiring waktu berjalan, terjadi perubahan kata atau penyebutan, Candighra kemudian berubah menjadi Candirga dan selanjutnya berubah lagi menjadi Candirja, dan pada akhirya seperti nama desa tersebut saat ini, yaitu Candirejo. Bila diuraikan, kata Candi (bahasa Jawa) berarti batu dalam bahasa Indonesia, dan kenyataannya separuh dari luas wilayah desa Candirejo berupa daerah berbukit yang masuk dalam kawasan pegunungan Menoreh yang merupakan bekas gunung api.
Keberadaan batu itu juga tersimbolkan dalam beberapa nama tempat yang terkait dengan mitos setempat tentang bebatuan seperti Watu Kendhil, Watu Ambeng, Watu Dandang , Watu Klenthing yang terletak di dusun Butuh, Watu Tambak, Watu Tumpuk, Watu Asin, Watu Cekathak yang letaknya di dusun Sangen dan Kaliduren. Kata Rejo sendiri berarti subur dan ini merupakan perlambang kesuburan tanah dataran Candirejo, meskipun merupakan tanah lahan kering. Pada akhirnya Candirejo dapat diartikan sebagai wilayah yang banyak batu-batunya tetapi subur.
Desa Candirejo terletak 3 Km kearah tenggara dari pusat peradaban dunia Candi Borobudur yang dapat ditempuh dengan andong (Transportasi Lokal) sambil menikmati keindahan alam bukit menoreh dan sapaan dedaunan yang melukiskan kekentalan suasana khas pedesaan.
Desa Candirejo memiliki luas wilayah 366,25 Ha dengan jumlah KK 1416 & jumlah penduduknya 4321 jiwa yang secara administrative terbagi menjadi 15 dusun dan terbelah oleh dua sungai (Sungai Sileng / Progo) sehingga 8 dusun di lereng menoreh ,7 dusun merupakan dataran di bagian utara yang dilalui oleh sungai progo. Di Candirejo terdapat 6 Tk /Paud, 5 SD , 1 SLTP.
Desa Candirejo terletak pada ketinggian 100 hingga 850 dpl dengan konfigurasi umum lahanyaberbukit dan datarandengan curah hujan rata – rata 2468 mm, dan dalam siklus waktu tertentu terjadi kemarau panjang sehingga warga masarakat kesulitan air.
Penduduk Candirejo mempunyai sifat kondusif, dinamis dan aktif. Kondusif dalan arti warga masarakat selalu menjunjung kebersamaan, hidup rukun, gotong royong dengan sesama warga, dan mengedepankan musawarah mufakat dalam pengambilan keputusan. Dinamis dalam arti senantiasa melaksanakan dengan sebaik-baiknya setiap program pemerintah / Desa maupun dari Koperasi yang memberikan manfaat lebih kepada warga masarakat. Aktif dalam arti melaksanakan program yang telah menjadi kesepakatan bersama dan selalu inovatif & selalu pro aktif dalam menyikapinya.
Di mulai dari perencanaan yang di motori oleh Pemerintah Desa dengan membentuk Kelompok Kerja baik di Tingkat Desa maupun Tingkat Dusun guna mensosialisasikan kepada masyarakat konsep Desa Candirejo sebagai Desa Wisata di Tahun 1997. Selain untuk sosialisasi, Kelompok Kerja ini bertugas memetakan seluruh potensi yang dimiliki di tiap – tiap dusun di Desa Candirejo baik berupa Alam /landscape, Seni Budaya, Kerajinan, Kuliner.
Pemerintah Kabupaten Magelang memberi respon positif dengan menjadikan Desa Candirejo sebagai Pilot Project Desa Wisata di Kabupaten Magelang pada tanggal 31 Mei 1999 melalui SK Bupati Magelang No. 556 / 1258 / 19/ 1999 di tetapkan menjadi “Desa Binaan Wisata Tk.Kab Magelang”. Di tahun 1999 sampai dengan 2003, Pemerrintah Desa Candirejo yang di Bantu Kelompok – Kelompok Kerja baik yang tingakat desa maupun tingkat dusun lebih fokus dalam pembinaan dan penguatan pelaku – pelaku wisata. Mulai dari Kesenian Tradisional, Home Stay, Transportasi Lokal, Pemandu Lokal, Home Industri, Catering dll.
Dalam pembinaan dan penguatan kelompok tersebut mulai tahun 2001 – 2003 mendapat pendampingan dari ISI Yogyakarta, Yayasan Patra Pala dan JICA sebagai pendonor dana pembinaan penguatan pelaku wisata. Kemudian pada tanggal 19 April 2003, Desa Candirejo diresmikan menjadi Desa Wisata oleh Bapak I Gede Ardika selaku Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Di tahun yang sama, Koperasi Desa Wisata Candirejo dibentuk sebagai Badan Pengelola Pariwisata Desa Candirejo oleh Pemerintah Desa Candirejo bersama Tokoh Masyarakat yang tergabung dalam kelompok kerja. Keputusan tersebut diperkuat dengan Surat Keputusan Desa No.04/KEPDES/05/2003 yang menyebutkan "Pengelola desa wisata di Desa Candirejo berbentuk Koperasi Desa Wisata Candirejo".
Koperasi Desa Wisata Candirejo ini lepas dari Struktur Pemerintahan Desa Candirejo, Namun bertanggung jawab memberikan laporan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja dan Sisa Hasil Usaha, Baik tiap bulan, triwulan dan tahunan.
- PENGELOLA
Kegiatan wisata di Desa Wisata Candirejo sepenuhnya di kelola oleh Koperasi Desa Wisata Candirejo yang merupakan salah satu Bandan Usaha Milik Desa (BUMDES) berbentuk Koperasi. Dan dkuatkan dengan Perdes No.3 Tahun 2003 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Desa Wisata Candirejo Borobudur Kab. Magelang.
ALAMAT KOPERASI DESA WISATA CANDIREJO
Kantor Koperasi Desa Wisata Candirejo beralamat di Kompleks Pemerintah Desa Candirejo (Balai Desa Candirejo), Jalan Raya Candirejo, Dusun Sangen Desa Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang – Jawa Tengah.
TEMA DESA WISATA
- Alam.
Pegunungan Menoreh.
Merupakan jalur trekking menuju tempat sunrise.
Watu Kendil.
Melihat sunrise dan pemandangan G.Merapi, G.Merbabu, G.Andhong, G.Tidar, G.Sumbing dan juga bisa melihat Sungai Progo dan Candi Borobudur.
Tempuran.
Melihat pertemuan tiga sungai (Sileng, Belan dan Progo) dan juga yang senang dengan wisata spiritual.
Banyu Asin.
Merupakan situs danau purba raksasa yang mengelilingi Candi Borobudur dan pada waktu itu terjadi prahara dengan meletusnya gunung Merapi dan merupakan bukti sejarah vulkanologi bahwa air asin tersebut merupakan air laut yang terperosok yang keluar melalui celah – celah cadas dan batuan.
Sungai Progo.
Kita memanfaatkan untuk bambu rafting untuk pemberdayaan masyarakat yang ada di bantaran sungai Progo.
Sungai Sileng.
Melihat aktifitas masyarakat yang memanfaatkan sungai ini untuk mandi dan mencuci. Selain itu kita gunakan untuk outbound air seperti menangkap ikan dan memandikan sapi.
- Seni Budaya.
Budaya yang ada di Desa Candirejo seperti Saparan Perti Desa yang merupakan kegiatan tahunan masyarakat Candirejo sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang maha Esa. Kegiatannya di mulai dengan Bersih Desa, Genduri di Rumah Kepala Desa, Pengajian, Arak Tumpeng dan Bakti Sosial, Pentas Seni dan di tutup debgan pertunjukan wayang semalam suntuk.
Ilag - ilag
Budaya Ilag – ilag sebagia slamatan untuk mengawali musim panen. Budaya ngapati dan mitoni adalah slamatan untuk ibu yang mengandung di bulan ke4 dan ke7.
Nyadran
Badaya Nyadran dilakuakan setiap tahun sekali di tiap – tiap dusun di Bulan Ruwah (Bulan Jawa) dengan maksud untuk mengirim do’a kepada leluhur dan sebagai ajang silaturahmi sebelum menghadapi Bulan Ramadhan.
- Aktifitas masyarakat.
Melihat aktifitas penduduk baik yang ada di lahan pertanian, pasar tradisional, home industri maupun di sungai.
- KERAJINAN KHAS
Kerajinan di Desa Wisata Candirejo ada beberapa macam, antara lain :
Bambu Ukir.
Bambu Ukir ini terbuat dari Bambu Wulung (Bambu Hitam). Motif yang di ukir berupa tokoh Pewayangan, Candi Borobudur, Tulisan Arab, Tulisan Jawa dll.
Tikar Pandan.
Tikar yang terbuat dari Daun Pandan yang berasal dari Pegunungan Menoreh dengan panjang daun kurang lebih 50cm dengan duri – duri di kedua sisi yang melindungi daun tersebut. Pohon Pandan yang di tanam di lereng – lereng Pegunungan Menoreh ini selain di manfaatkan untuk membuat Tikar Pandan juga berfungsi untuk mencegah erosi tanah.
Cara pembuatannya setelah duri – duri yang ada di kedua sisi daun pandan tadi di bersihkan selanjutnya daun pandan akan di kukus kurang lebih 30 menit s/d 1 jam. Setelah itu daun pandan di jemur dan daun pandan siap di anyam menjadi tikar.
Batik Candirejo
Pembuatan batik yang ada di Candirejo ada tiga jenis. Mulai dari Batik Cap, Batik Tulis, dan Kontemporer.
- MAKANAN KHAS
Makanan khas Desa Wisata Candirejo adalah “Mangut Beong”. Beong adalah salah satu ikan air tawar yang hidup di Sungai Progo. Ikan ini dimasak dengan campuran bumbu rempah – rempah dan santan dengan rasa pedas yang dominan.
Snack yang lain adalah slondok yang terbuat dari ketela pohon. Proses pembuatannya setelah ketela di kupas kemudian di cuci dan di parut. Setalah di parut kemudian di pres untuk mendapatkan tepung yang akan di buat slondok. Setelah itu di campur dengan garam. Bawang putih dan ketumbar. Proses selanjutnya di kukus kurang lebih 30 menit kemudian di masuk kan ke mesin penggiling daging untuk membuat bentuknya. Bentuk bulat sebesar gelang tangan di buat secara manual satu per satu. Kemudian di jemur dan proses terakhir di goreng.
Karah juga salah satu snack tradisional yang terbuat dari ketela pohon. Proses pembuatannya juga hampir sama dengan pembuatan slondok. Yang membedakan, setelah ketela di kupas dan di parut tidak langsung di proses, melainkan didiamkan selama satu hari satu malam. Sehingga rasa dari karah ini sedikit asam dan teksturnya lebih keras tapi renyah.
Kegiatan di Desa Wisata Candierjo berupa Paket Wisata yang dapat di akses di https://candirejo.com/.